Bagaimana sebuah karakter itu berkembang? Dapatkah karakter ini diolah? Jika bisa, cara efektif apa yang dapat meningkatkan sebuah karakter? Bagaimana peran keluarga, sekolah, teman, dan komunitas? Untuk menjawab semua pertanyaa di atas, saya memulai dengan beberapa pandangan tentang nilai kebaikan yang dikemukakan oleh ahli filsafat. Berdasarkan Aristotle, nilai-nilai moral menggambarkan – sungguh-sungguh- menegaskan karakter individu dan dapat diajarkan dan diperoleh dengan memberi pelatihan kepada mereka. Aquinas berpendapat bahwa nilai kebaikan adalah sebuah kebiasaan dimana setiap orang dapat berkembang dengan memilih mana yang baik dan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Maudsley (1898) juga menegaskan bahwa karakter mengembangkan secara berangsur-angsur secara keseluruhan kehidupan dan tidak hanya berpikir dan berbicara belaka. Jadi, tidak seperti keputusan moral- yang sadar- karakter ditambahkan dengan kemampuan emosional dan tingkah laku.
Baumrind (1994, 4) memberikan definisi karakter sebagai berikut : “ Karakter menunjuk pada kebiasaan positif dan sudah diolah sebagai tanggung jawab social, komitmen moral, disiplin diri, dan kemantapan dengan kumpulan seluruh orang yang dinilai menjadi tidak sempurna, cukup memadai, atau patut dicontoh.” Variasi gagasan-gagasan tentang nasehat nilai secara terus menerus dimana karakter dapat diolah dengan pengasuhan yang baik, lembaga sekolah, dan sosialisasi, dan hal ini dapat dengan segera menjadi kebiasaan sehari-hari.
Perbedaan individu dalam beberapa komponen dari karakter yang baik ada di kalangan anak muda. Hal ini mungkin didasari oleh perbedaan watak seperti kemampuan bersosialisasi dan mereka mempelajari makna moral sejak dini dalam hidup. Contohnya, hubungan ibu dan bayi, perlindungan kasih sayang mungkin akan mengatur tingkat komponen karakter sebagaimana kita identifikasikan sebagai kapasitas mencintai dan dicintai. (Ainsworth et al. 1978), dan hubungan saudara kandung mungkin sebagai percobaan kekuatan karakter dari kebaikan ( Dunn dan Munn 1986). Komponen lain dari karakter yang baik- seperti keterbukaan dan keadilan- memerlukan tingkatan kedewasaan, sebagai dokumen ahli perkembangan jiwa. (cf. Kohlberg 1981, 1984; Piaget 1932). Ini adalah sebuah pertanyaan empiris bagaimana remaja terlalu muda untuk menunjukkan variasi komponan dari karakter yang baik. Ada beberapa hal yang mendasari kerangka pemikiran untuk perkembangan karakter-salah satunya diinformasikan dengan perkembangan teori dan penelitian- untuk memandu mendesain program. Studi empiris untuk memancarkan cahaya pada perkembangan karakter komponen individu, walaupun tidak ada pemeriksaan terhadap perkembangan karakter sebagai nilai-nilai positif keluarga- sebagai sebuah gagasan multidimensional. Bagaimanapun juga, kami yakin bahwa variasi dari pengaruh memberi masukan pada perkembangan karakter yang baik.